Tuesday, February 26, 2013

My 90% baju pengantin.. to (100%)

Alhamdulillah.. Walaupun belum selesai sepenuhnya baju ni, tapi dah nampak la sikit bentuknya.. hopefully boleh selesaikan dlm minggu ni.. tinggal sikit jer lagi nak touch up :)

This is it..









Just simple isn't it..


This is it... credit to : Dee Dyell Bridal & Studio

Tuesday, February 12, 2013

Tips Agar Sholat Khusyu'

1. Persiapan diri agar tidak tergesa-gesa untuk sholat dengan cara :
  •     mendengarkan azan
  •     memperbaiki wudlu
  •     berdoa setelah wudlu
  •     melakukan siwak sebelum sholat
  •     menunggu waktu sholat di tempat sholat

2. Beranggapan pada saat sholat kita menghadap ALLAH SWT.

3. Pada saat sholat ingat kematian seperti sholat ini adalah sholat terakhir.

4. Menghayati ayat-ayat Qur’an dan dzikir-dzikir yang dibaca saat sholat.

5. Membaca ayat satu-satu dengan tartil agar mudah dipahami dan dihayati.

6. Thoma’ninah yaitu berhenti sejenak pada setiap rukun-rukun sholat.

7. Mengarahkan pandangan ke tempat sujud.

8. Meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri di atas dada sebagai tanda sikap kita menundukkan diri/merendahkan diri di hadapan ALLAH SWT.

9. Membaca ta’awwudz, karena pada saat setan senang mengganggu konsentrasi orang sholat dengan cara membolak balik bacaan dan merekayasa kentut. Bila kita merasakan gangguan setan, maka bacalah ta’awwuds lalu tiuplah ke kiri 3 kali. Bila kita merasakan kentut jangan membatalkan sholat bila tidak mendengar suara atau mencium bau karena saat itu setan membuka tempat duduk kita.

10. Bacalah cerita orang sholeh terdahulu bagaimana cara mereka khusyu’ dalam sholatnya

11. Berdoa dalam sholat, khususnya saat sujud.

12. Dzikir setelah sholat.

13. Sebaiknya menghadap pembatas depan berupa dinding yang polos agar pandangan mata kita tidak terganggu oleh gambar-gambar di depan kita.

14. Memakai pakaian yang polos dan tidak banyak warna.

15. Hindari sholat pada waktu makan.

16. Hindari menahan buang air besar, buang air kecil dan kentut.

17. Hindari sholat dalam keadaan ngantuk berat.

18. Hindari sholat di tempat yang kurang rata atau kurang bersih.

19. Jangan membaca terlalu keras karena dapat mengganggu orang yang sholat di dekat kita.

20. Jangan tengok-tengok saat sholat.

21. Jangan melihat ke atas.

22. Menahan mulut ketika ingin menguap.
Sumber: sporakomputer.blogspot.com

Sholat Ibadah Utama, wajibkah Sholat Khusyu'?

( Makanan Terhidang )
Dari Anas ra bahwa Rasulullah saw bersabda, "Apabila hidangan makan malam telah disiapkan, maka mulailah menyantap makanan itu sebelum anda salat Maghrib" (HR. Bukhari dan Muslim).

Hadis tersebut menurut Jumhur Ulama' menunjukkan sunnahnya mendahulukan makan malam atas salat. Karena, hal itu akan bisa mengarahkan seseorang berkonsentrasi dalam salatnya. Bahkan, menurut ulama yang lain, agar sanubari hati itu tidak tergoda dengan makanan yang sudah tersediakan tersebut.

( Menoleh )
Dari Aisyah ra berkata, "saya bertanya kepada Rasulullah saw tentang menoleh dalam salat?" Kemudian Rasul saw menjawab: "Menoleh itu adalah suatu keteledoran seseorang akibat ulah syetan dalam salat seorang hamba" (HR. Al-Bukhari)

Menurut riwayat at-Tirmidzi dan menshahihkannya: "Janganlah anda menoleh dalam salat, karena itu adalah kebinasaan (dalam agama). Apabila anda harus melakukannya, maka lakukanlah dalam salat sunnah".

Seseorang yang sedang melakukan salat, dimakruhkan menoleh ke kanan dan ke kiri. Karena pada dasarnya, dia sedang menghadap Tuhannya. Sementara itu, syetan selalu mengintip dan mencari-cari kelengahan orang itu. Jika seseorang dalam salatnya menoleh ke kiri dan ke kanan, berarti dia telah masuk perangkap syetan.

Menurut Jumhur Ulama', menoleh itu dimakruhkan, karena bisa mengurangi khusyu' salat. Namun, apabila menolehnya itu sampai memalingkan dadanya atau seluruh lehernya dari kiblat, maka hal itu bukan lagi makruh, melainkan bisa membatalkan salat. Hal ini berdasarkan pada hadis Abu Dzar, "Allah SWT selalu menghadap kepada seorang hamba dalam salatnya, selama dia tidak menoleh, apabila dia memalingkan wajahnya, maka Allah pun 'pergi' ." (HR. Abu Dawud dan an-Nasa'i)

Shalat khusyu’ sangat mempengaruhi besar kecilnya balasan bagi orang yang shalat. Sebagaimana sabda Rasulullah :

إِنَّ الْعَبْدَ لَيَنْصَرِفُ مِنْ صَلاَتِهِ وَلَمْ يُكْتَبْ لَهُ مِنْهَا إِلاَّ نِصْفُهَا إِلاَّ ثُلُثُهَا إِلاَّ رُبُعُهَا إِلاَّ خُمُسُهَا إِلاَّ سُدُسُهَا إِلاَّ سُبُعُهَا إِلاَّ ثُمُنُها إِلاَّ تُسُعُهَا إِلاَّ عُشُرُهَا


“Sesungguhnya bila seorang hamba telah selesai dari shalatnya, maka tidak ditetapkan balasan dari shalatnya kecuali ada yang mendapat setengahnya, ada yang mendapat sepertiganya, ada yang mendapat seperempatnya, ada yang mendapat seperlimanya, ada yang mendapat seperenamnya, ada yang mendapat sepertujuhnya, ada yang mendapat seperdelepannya, ada yang mendapat sepersembilannya, dan ada yang mendapat sepersepuluhnya.” (H.R Ashhabus Sunan)

( Shalat Khusyu penghapus dosa )

Dari sahabat Utsman bin Affan berkata: “Aku mendengar Rasulullah bersabda:

مَاامْرِىءٍ مِنْ مُسْلِمٍٍٍ تَحْضُرُهُ صَلاَةٌ مَكْتُوْبَةٌ فَيُحْسِنُ وُضُوءَهَ وَخُشُوْعَهَا وَرُكُوْعَهَا إِلاَّ كَانَتْ كَفَّارَةً لِمَا قَبلَهَا مِنَ الذُّنُوْبِ مَالَمْ يُؤْتِي كَبِيْرَةً

“Tidaklah seorang muslim, bila telah datang waktu shalat wajib lalu membaikkan wudhu’nya, khusyu’nya, dan ruku’nya, melainkan itu sebagai penghabus dosa-dosa sebelumnya selama tidak melakukan dosa besar.” (H.R Muslim no. 228)

Ada beberapa hal yang memudahkan untuk menghadirkan kekhusyu’an. Diantaranya;

a. Mengingat mati.

Rasulullah bersabda:

اُذْكُرِ الْمَوْتَ فِي صِلاَتِكَ ، فَإِنَّ الرَّجُلَ إِذَا ذَكَرَ الْمَوْتَ فِي صَلاَتِهِ لَحَرِيٌّ أَنْ يُحْسِنَ صَلاَتَهُ

“Ingatlah mati dalam shalatmu, karena bila seseorang mengingat mati dalam shalatnya, maka ia akan berupaya untuk memperbaiki shalatnya.” (Ash Shahihah no. 1421)

Dalam riwayat lainnya; Rasulullah berkata kepada Ayub Al Anshari:

إِذَا قُمْتَ فِي صَلاَتِكَ فَصَلِّ صَلاَةَ مُوَدِّعٍ

“Jika kamu hendak shalat, maka shalatlah seperti shalatnya orang yang hendak berpisah (meninggalkan dunia).” (H.R. Ahmad, lihat Shahihul Jami’ no.742)

b. Mendatangi Shalat Dengan Sakinah (Tidak Terburu-Buru).
 
Rasulullah bersabda:

إِذَا أُقِيْمَتِ الصَّلاَةُ فَلاَ تَأْتُوْهَا تَسْعَوْنَ وَأْتُوْهَا تَمْشُوْنَ وَعَلَيْكُمْ بِالسَّكِيْنَةِ فَمَاأَدْرَكْتُمْ فَصَلُّوا وَمَافَتَاكُمْ فَأَتِمُّوا

“Bila telah ditegakkan shalat, maka jangan mendatanginya dengan lari (terburu-buru), namun berjalanlah dengan sakinah (tenang). Apa yang kalian dapati dari shalat (jama’ah) maka shalatlah dan apa yang tertinggal maka sempurnakanlah.” (H.R. Muslim no. 602)

c. Mengerjakan Shalat dengan Thuma’ninah.

Rasulullah bersabda:

أَسْوَأُ النَّاسِ سِرْقَةً الَّذِي يَسْرِقُ مِنْ صَلاَتِهِ ، قَالَ يَا رَسُوْلَ اللهِ : كَيْفَ يَسْرِقُ صَلاَتَهُ ، قَالَ : لاَ يُتِمُّ رُكُوْعَهَا وَلاَ سُجُوْدَهَا

“Sejelek-jelek manusia adalah pencuri, yang mencuri shalatnya. (Ada seseorang yang berkata): ‘Wahai Rasulullah: ‘Bagaimana ia mencuri shalatnya? Rasulullah bersabda: “Yaitu orang yang tidak menyempurnakan ruku’ dan sujudnya.” (Shahihul Jami’ no. 997)

d. Mengarahkan Pandangannya Ke Tempat Sujud dan Jangan Menoleh.

Aisyah berkata:

كَانَ إِذَا صَلَّى طَأْطَأَ رَأْسَهُ وَرَمَى بِبَصَرِهِ نَحْوَ الأَرْضِ

Apabila Rasulullah shalat, maka beliau, menundukkan pandangannya ke tanah (tempat sujud).” (Lihat Shifat Shalatin Nabi hal. 89)

Rasulullah bersabda:

فَإِذَا صَلَّيْتُمْ فَلاَتَلْتَفِتُوا فَإِنَّ اللهَ يَنْصِبُ وَجْهَهُ لِوَجْهِ عَبْدِهِ مَالَمْ يَلْتَفِتْ

“Jika kalian shalat maka janganlah kalian menoleh, karena sesungguhnya Allah menghadapkan wajah-Nya ke wajah hambanya dalam shalatnya selagi ia tidak menoleh.” (H.R. At Tirmidzi dan lainnya)

d. Menghayati Bacaan Al Qur’an, do’a-do’a dan dzikir- dzikir.
 
Sahabat Hudzaifah berkata:

إِذَا مَرَّ بِآيَةٍ فِيْهَا تَسْبِيْحٌ سَبَّحَ وَ إِذَا مَرَّ بِسُؤَالٍ سَأَلَ وَ إِذَا مَرَّ بِتَعَوُّذٍ تَعَوَّذَ

“Bila Rasulullah melewati ayat yang berkenaan dengan tasbih, maka beliaupun bertasbih. Dan bila melewati ayat yang berhubungan dengan kenikmatan (rahmat), maka beliau pun memohonnya. Serta bila melewati ayat yang berhubungan dengan adzab, maka beliau berlindung darinya.”(H.R. Muslim no. 772)

diantara sebab yang dapat membantu untuk dapat menghayati bacaan-bacaan shalat diantaranya; membaca al qur’an dengan tartil. Allah berfirman (artinya): “Dan Bacalah Al Qur’an dengan tartil.” (Al Muzammil: 4)

Demikian pula dengan suara yang indah. Karena Rasulullah bersabda:

زَيِّنُوا الْقُرآنَ بِأَصْوَاتِكُم فَإِنَّ الصَّوْتَ الْحَسَنَ يَزِيْدُ الْقُرْآنَ حَسَنًا

“Perindahlah Al Qur’an dengan keindahan suara kalian. Karena suara yang indah dapat menambah keindahan Al Qur’an.”(H.R. Al Hakim, lihat Shahihul Jami’ no. 3581)



Wednesday, January 30, 2013

Inspirasi Baju Pengantin























Baju-baju pengantin ni semua macam cantik2 jer.. macam nak jahit semua pun ada.. tpi yg pasti ada dua antara baju ni yang nak cuba saya jahit (inspired).. ( i am hoping that this is not illegal by grabbing picture from other blog or site, I forgot already which and which site i grab it and I can't attach their site address.. i'll try to work with mr. google again and attach the site/blog address)

Peace, No War!

Thursday, January 24, 2013

Solat Dhuha

KEUTAMAAN MENGERJAKAN SOLAT DHUHA

Ianya Amalan Berbentuk Sedekah
Bagi setiap anggota sendi serta ruas-ruas tulang perlu mengeluarkan sedekah bagi menunjukkan ketaatan kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Justeru itu solat Dhuha adalah amalan yang dapat menunaikan tanggung jawab tersebut. Daripada Abu Dzarr radhiallahu’ anh, daripada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, baginda bersabda:

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ

وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ

وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى.
Maksudnya:
Bagi tiap-tiap ruas dari anggota tubuh salah seorang di antara kalian harus dikeluarkan sedekahnya setiap  pagi hari. Setiap tasbih (Subhaanallah) adalah sedekah, setiap tahmid (Alhamdulillah) adalah sedekah, setiap tahlil (Laa Ilaaha Illallah) adalah sedekah, setiap takbir (Allahu Akbar) adalah sedekah, menyuruh untuk berbuat baik juga sedekah, dan mencegah kemungkaran juga sedekah. Dan semua itu boleh diganti dengan dua rakaat solat Dhuha. - Hadis riwayat Imam Muslim dalam Shahihnya, Kitab Sholaatul Musaafiriin wa Qashruha, no: 720.

Allah Memberi Rezeki Yang Cukup Sepanjang Siang Hari
Bagi mereka yang mengerjakan solat Dhuha Allah Subhanahu wa Ta’ala sentiasa mencukupkan segala keperluan seseorang sepanjang siang hari. Daripada Nu’aim bin Hammar, dia berkata: Saya pernah mendengar Rasulullahshallallahu ‘alaihi wasallam bersabda Allah Azza Wa Jalla berfirman:

يَا ابْنَ آدَمَ لاَ تُعْجِزْنِي مِنْ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ فِي أَوَّلِ نَهَارِكَ أَكْفِكَ آخِرَهُ.

Maksudnya:
Wahai anak Adam, janganlah engkau sampai tertinggal untuk mengerjakan solat empat rakaat pada permulaan siang (waktu Dhuha), nescaya Aku akan memberi kecukupan kepadamu sampai akhir siang. - Hadis riwayat Imam Abu Dawud dalam Sunannya, Kitab al-Sholaah, no: 1097.

Mendapat Pahala Sebagaimana Mengerjakan Haji Dan Umrah
Bagi mereka yang mengerjakan solat Subuh secara berjemaah lalu tetap berada dalam masjid dengan berzikir kepada Allah dan mengerjakan solat Dhuha pada awal terbitnya matahari maka dia mendapat pahala seperti mengerjakan haji dan umrah. Daripada Anas radhiallahu’ anh, dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَنْ صَلَّى الْغَدَاةَ فِي جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ

ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ.

Maksudnya:
Barangsiapa mengerjakan solat Subuh secara berjemaah lalu sesudah itu dia tetap duduk (di masjid) untuk berzikir kepada Allah sehingga matahari terbit (dan meninggi), kemudian solat (Dhuha) dua rakaat maka dia akan mendapat pahala sebagaimana pahala haji dan umrah. Dia berkata (Anas), Rasulullah bersabda: Yang sempurna, Yang Sempurna, Yang Sempurna. – Hadis riwayat Imam al-Tirmidzi dalam Sunannya, Kitab al-Jumu’ah, no: 535.

Ia Solat Bagi Orang Yang Bertaubat
Solat Dhuha adalah termasuk bagi solat untuk orang-orang yang bertaubat (Sholat Awwabin). Daripada Zaid bin Arqam bahawasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam keluar menuju tempat Ahli Quba’ yang ketika itu mereka sedang mengerjakan solat Dhuha. Baginda lalu bersabda:

صَلاَةُ الأَوَّابِينَ حِينَ تَرْمَضُ الْفِصَالُ.
Maksudnya:
Solat Awwabin (orang-orang yang taubat) dilakukan pada saat teriknya matahari. - Hadis riwayat Imam Muslim dalam Shahihnya, Kitab Sholaatul Musaafiriin wa Qashruhaa, no: 748.


TATACARA PERLAKSANAAN SOLAT DHUHA


Waktu Mengerjakan Solat Dhuha
Waktu untuk mengerjakan solat Dhuha adalah sewaktu matahari mulai naik iaitu sebaik sahaja berakhirnya waktu yang diharamkan solat setelah solat Subuh (12 minit setelah matahari terbit atau untuk lebih berhati-hati laksanakannya setelah 15 minit) sehingga sebelum matahari condong atau tergelincir ketika tengahari (10 minit sebelum masuk waktu Zuhur atau untuk lebih berhati-hati laksanakannya sebelum 15 minit). Menurut Syaikh al-‘Utsaimin di dalam Asy-Syarhul Mumti’:

Jika demikian, waktu solat Dhuha dimulai setelah keluar dari waktu larangan solat pada awal siang hari (pagi hari) sampai adanya larangan saat tengah hari.

Namun demikian waktu yang afdal adalah pada saat matahari panas terik. Demikian adalah dalil-dalil tentang waktu mengerjakan solat Dhuha:

Daripada Anas radhiallahu’ anh, dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَنْ صَلَّى الْغَدَاةَ فِي جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ

ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ.

Maksudnya:
Barangsiapa mengerjakan solat Subuh secara berjemaah lalu sesudah itu dia tetap duduk (di masjid) untuk berzikir kepada Allah sehingga matahari terbit (dan meninggi), kemudian solat (Dhuha) dua rakaat…– Hadis riwayat Imam al-Tirmidzi dalam Sunannya, Kitab al-Jumu’ah, no: 535.

Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

صَلاَةُ الأَوَّابِينَ حِينَ تَرْمَضُ الْفِصَالُ.
Maksudnya:
Solat Awwabin (orang-orang yang taubat) dilakukan pada saat teriknya matahari. - Hadis riwayat Imam Muslim dalam Shahihnya, Kitab Sholaatul Musaafiriin wa Qashruha, no: 748.

Jumlah Rakaat Solat Dhuha
Jumlah rakaat solat Dhuha paling minimal adalah dua rakaat dan ia boleh dikerjakan tanpa batasan jumlah rakaat yang tertentu. Sebelum ini penulis telah memaparkan hadis-hadis berkaitan solat Dhuha yang dilaksanakan dengan dua dan empat rakaat. Berikut adalah dalil yang menunjukkan ianya juga boleh dikerjakan dengan sebanyak enam, lapan dan dua belas rakaat.

Daripada Anas bin Malik radhiallahu’ anh bahawasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mengerjakan solat Dhuha sebanyak enam rakaat – Hadis riwayat Imam al-Tirmidzi dalam kitab al-Syamaail, Bab Sholat al-Dhuha, no: 273.

أُمِّ هَانِئٍ فَإِنَّهَا قَالَتْ إِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَخَلَ بَيْتَهَا يَوْمَ فَتْحِ مَكَّةَ

فَاغْتَسَلَ وَصَلَّى ثَمَانِيَ رَكَعَاتٍ.

Maksudnya:
Daripada Ummu Hani’, dia berkata: Pada masa pembebasan kota Makkah, dia bertemu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika baginda berada di atas tempat tertinggi di Makkah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam beranjak menuju tempat mandinya lalu Fathimah memasang tabir untuk baginda. Selanjutnya Fathimah mengambilkan kain dan menyelimutkannnya kepada baginda. Setelah itu baginda mengerjakan solat Dhuha sebanyak lapan rakaat – Hadis riwayat Imam al-Bukhari dalam Shahihnya, Kitab al-Tahajjud, no: 1176.

Di dalam Fathul Baari al-Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah telah membawa sebuah riwayat seperti dibawah:

وَعِنْد اَلطَّبَرَانِيّ مِنْ حَدِيثِ أَبِي اَلدَّرْدَاءِ مَرْفُوعًا مَنْ صَلَّى اَلضُّحَى رَكْعَتَيْنِ لَمْ يُكْتَبْ مِنْ اَلْغَافِلِينَ ,

وَمَنْ صَلَّى أَرْبَعًا كُتِبَ مِنْ اَلتَّائِبِينَ , وَمَنْ صَلَّى سِتًّا كُفِيَ ذَلِكَ اَلْيَوْمَ ,

وَمَنْ صَلَّى ثَمَانِيًا كُتِبَ مِنْ اَلْعَابِدِينَ , وَمَنْ صَلَّى ثِنْتَيْ عَشْرَة بَنَى اَللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي اَلْجَنَّةِ

Maksudnya:
Dalam riwayat al-Thabarani daripada hadis Abu Darda’ secara marfu’ disebutkan: Barangsiapa solat Dhuha dua rakaat, maka tidak ditulis sebagai orang-orang lalai, barangsiapa solat Dhuha empat rakaat maka ditulis sebagai orang-orang yang bertaubat, barangsiapa solat Dhuha enam rakaat, maka dicukupkan untuknya pada hari itu, barangsiapa solat Dhuha lapan rakaat, maka ditulis dalam golongan ahli Ibadah, dan barangsiapa solat Dhuha dua belas rakaat maka dibangunkan untuknya rumah di syurga. – rujuk Fathul Baari, jilid 6, ms. 349 ketika al-Hafidz mensyarah hadis Shahih al-Bukhari no: 1176. Namun status hadis ini diperselisihkan olah para ulamak hadis. Musa bin Ya’qub al-Zami’i yang terdapat dalam sanad hadis ini telah didha’ifkan oleh Ibnu al-Madini namun dinilai tsiqah pula oleh Ibnu Ma’in dan Ibnu Hibban. Al-Hafidz sendiri berkata sanad hadis ini lemah namun diperkuatkan oleh hadis Abu Dzar yang diriwayatkan oleh al-Bazzar hanya sahaja sanadnya juga lemah dan apa yang lebih tepat hadis ini dha’if. Wallahu’alam.

Berkaitan dengan dalil yang menunjukkan jumlah rakaat solat Dhuha ini tidak ada batasan yang tertentu adalah:

مُعَاذَةُ أَنَّهَا سَأَلَتْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا:

كَمْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي صَلاَةَ الضُّحَى؟

قَالَتْ: أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ وَيَزِيدُ مَا شَاءَ.

Maksudnya:
Daripada Mu’adzah, dia berkata: Aku bertanya kepada ‘Aisyah: Berapa rakaat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengerjakan solat Dhuha?
Dia menjawab: Sebanyak empat rakaat lalu baginda menambahnya lagi menurut yang dia kehendaki. - Hadis riwayat Imam Muslim dalam Shahihnya, Kitab Sholaatil Musaafiriin wa Qashruhaa, no: 719.

Ringkasan Tatacara Mengerjakan Solat Dhuha

Rakaat Pertama
1) Berniat di dalam hati untuk mengerjakan solat Dhuha
2) Takbiratul Ihram
3) Doa Iftitah
4) Membaca surah al-Fatihah
5) Membaca Surah al-Qur’an
6) Rukuk
7) Iktidal
8) Sujud
9) Duduk antara dua sujud
10) Sujud kali kedua
11) Bangun untuk rakaat kedua

Rakaat Kedua
1) Ulang seperti rakaat pada pertama dari nombor (4) hingga (10)
2) Duduk untuk tahiyyat akhir
3) Memberi salam ke kanan dan ke kiri


Sumber : Sham Kamikaze FB

Wednesday, January 9, 2013

My next project

Alhamdulillah, ada yang nak tempah jahit baju pengantin.. Ni beberapa bahan yang sudah ada, very the excited mau jahit.. first thing first, esok baru mau mula potong kain.. design pola sudah selesai hari ni.. semoga dipermudahkan.. yang tak sabarnya nak touch up baju pengantin. Nak try berbakat tidak saya nak crumble mumble baju pengantin ni huhu..









Tuesday, January 8, 2013

Beg Sulam Perca














Ni beberapa projek saya sebelum awal tahun.. nak mengerjakan beg sulam perca ni tidak lah susah sangat tapi mengambil masa yang lumayan banyak. Lupa pula saya snap photo cara kerjanya.. Next time lah ada masa saya buat ni, sy tunjukkan step by step.. In Shaa Allah..

Alhamdulillah..

Syukur Alhamdulillah, masih diberikan kesempatan untuk menikmati hidup di tahun ni. Semoga lebih istiqamah dalam menjalankan ibadah seperti yang dituntut oleh Islam, Aamiin. Tahun ni juga, saya akan memulakan usaha jahit menjahit, yang tanpa saya sedari adalah anugerah bakat yang telah Allah berikan kepada saya. Atas dasar minat yang mendalam jugala saya sangat antusias untuk menjalankan usaha ni. Semoga dipermudahkan oleh-Nya.

Alhamdulillah juga di panjatkan ke hadrat Ilahi kerana dengan limpah dan kurnia-Nya dapat saya selesaikan kursus menjahit di Ratna School of Fashion di Surabaya, terima kasih buat suami tercinta kerana tanpa sokongan dan dukungan darinya saya tidak mungkin dapat menimba ilmu di sini. Bu Ratna, thanks for your kindness. Makasih banget karna bisa berbagi ilmu yang sangat bermanfaat. 

Sebenarnya, nak menaip masa awal tahun tu 1 januari 2013 tapi almaklum masa tu saya lagi ulangtahun jadi buat-buat sibukla padahal tak sibuk mana pun.. :) 

In shaa Allah, tahun ni saya akan berkongsi dengan beberapa hal tentang jahitan. Ni dah nak blur2 dan ni, tak tahu dah nak menaip apa..

Apapun, saya doakan semoga tahun ni akan lebih bermakna buat kita semua, lebih istiqamah dan lebih baik dari tahun kemarin. Semoga kita ditetapkan iman, berakhlakul karimah, cerdas, terampil, dan berdaya saing tinggi. :) 

wassalam


Me, Myself and I.. Just an Ordinary Person..