Tuesday, February 26, 2013

My 90% baju pengantin.. to (100%)

Alhamdulillah.. Walaupun belum selesai sepenuhnya baju ni, tapi dah nampak la sikit bentuknya.. hopefully boleh selesaikan dlm minggu ni.. tinggal sikit jer lagi nak touch up :)

This is it..









Just simple isn't it..


This is it... credit to : Dee Dyell Bridal & Studio

Tuesday, February 12, 2013

Tips Agar Sholat Khusyu'

1. Persiapan diri agar tidak tergesa-gesa untuk sholat dengan cara :
  •     mendengarkan azan
  •     memperbaiki wudlu
  •     berdoa setelah wudlu
  •     melakukan siwak sebelum sholat
  •     menunggu waktu sholat di tempat sholat

2. Beranggapan pada saat sholat kita menghadap ALLAH SWT.

3. Pada saat sholat ingat kematian seperti sholat ini adalah sholat terakhir.

4. Menghayati ayat-ayat Qur’an dan dzikir-dzikir yang dibaca saat sholat.

5. Membaca ayat satu-satu dengan tartil agar mudah dipahami dan dihayati.

6. Thoma’ninah yaitu berhenti sejenak pada setiap rukun-rukun sholat.

7. Mengarahkan pandangan ke tempat sujud.

8. Meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri di atas dada sebagai tanda sikap kita menundukkan diri/merendahkan diri di hadapan ALLAH SWT.

9. Membaca ta’awwudz, karena pada saat setan senang mengganggu konsentrasi orang sholat dengan cara membolak balik bacaan dan merekayasa kentut. Bila kita merasakan gangguan setan, maka bacalah ta’awwuds lalu tiuplah ke kiri 3 kali. Bila kita merasakan kentut jangan membatalkan sholat bila tidak mendengar suara atau mencium bau karena saat itu setan membuka tempat duduk kita.

10. Bacalah cerita orang sholeh terdahulu bagaimana cara mereka khusyu’ dalam sholatnya

11. Berdoa dalam sholat, khususnya saat sujud.

12. Dzikir setelah sholat.

13. Sebaiknya menghadap pembatas depan berupa dinding yang polos agar pandangan mata kita tidak terganggu oleh gambar-gambar di depan kita.

14. Memakai pakaian yang polos dan tidak banyak warna.

15. Hindari sholat pada waktu makan.

16. Hindari menahan buang air besar, buang air kecil dan kentut.

17. Hindari sholat dalam keadaan ngantuk berat.

18. Hindari sholat di tempat yang kurang rata atau kurang bersih.

19. Jangan membaca terlalu keras karena dapat mengganggu orang yang sholat di dekat kita.

20. Jangan tengok-tengok saat sholat.

21. Jangan melihat ke atas.

22. Menahan mulut ketika ingin menguap.
Sumber: sporakomputer.blogspot.com

Sholat Ibadah Utama, wajibkah Sholat Khusyu'?

( Makanan Terhidang )
Dari Anas ra bahwa Rasulullah saw bersabda, "Apabila hidangan makan malam telah disiapkan, maka mulailah menyantap makanan itu sebelum anda salat Maghrib" (HR. Bukhari dan Muslim).

Hadis tersebut menurut Jumhur Ulama' menunjukkan sunnahnya mendahulukan makan malam atas salat. Karena, hal itu akan bisa mengarahkan seseorang berkonsentrasi dalam salatnya. Bahkan, menurut ulama yang lain, agar sanubari hati itu tidak tergoda dengan makanan yang sudah tersediakan tersebut.

( Menoleh )
Dari Aisyah ra berkata, "saya bertanya kepada Rasulullah saw tentang menoleh dalam salat?" Kemudian Rasul saw menjawab: "Menoleh itu adalah suatu keteledoran seseorang akibat ulah syetan dalam salat seorang hamba" (HR. Al-Bukhari)

Menurut riwayat at-Tirmidzi dan menshahihkannya: "Janganlah anda menoleh dalam salat, karena itu adalah kebinasaan (dalam agama). Apabila anda harus melakukannya, maka lakukanlah dalam salat sunnah".

Seseorang yang sedang melakukan salat, dimakruhkan menoleh ke kanan dan ke kiri. Karena pada dasarnya, dia sedang menghadap Tuhannya. Sementara itu, syetan selalu mengintip dan mencari-cari kelengahan orang itu. Jika seseorang dalam salatnya menoleh ke kiri dan ke kanan, berarti dia telah masuk perangkap syetan.

Menurut Jumhur Ulama', menoleh itu dimakruhkan, karena bisa mengurangi khusyu' salat. Namun, apabila menolehnya itu sampai memalingkan dadanya atau seluruh lehernya dari kiblat, maka hal itu bukan lagi makruh, melainkan bisa membatalkan salat. Hal ini berdasarkan pada hadis Abu Dzar, "Allah SWT selalu menghadap kepada seorang hamba dalam salatnya, selama dia tidak menoleh, apabila dia memalingkan wajahnya, maka Allah pun 'pergi' ." (HR. Abu Dawud dan an-Nasa'i)

Shalat khusyu’ sangat mempengaruhi besar kecilnya balasan bagi orang yang shalat. Sebagaimana sabda Rasulullah :

إِنَّ الْعَبْدَ لَيَنْصَرِفُ مِنْ صَلاَتِهِ وَلَمْ يُكْتَبْ لَهُ مِنْهَا إِلاَّ نِصْفُهَا إِلاَّ ثُلُثُهَا إِلاَّ رُبُعُهَا إِلاَّ خُمُسُهَا إِلاَّ سُدُسُهَا إِلاَّ سُبُعُهَا إِلاَّ ثُمُنُها إِلاَّ تُسُعُهَا إِلاَّ عُشُرُهَا


“Sesungguhnya bila seorang hamba telah selesai dari shalatnya, maka tidak ditetapkan balasan dari shalatnya kecuali ada yang mendapat setengahnya, ada yang mendapat sepertiganya, ada yang mendapat seperempatnya, ada yang mendapat seperlimanya, ada yang mendapat seperenamnya, ada yang mendapat sepertujuhnya, ada yang mendapat seperdelepannya, ada yang mendapat sepersembilannya, dan ada yang mendapat sepersepuluhnya.” (H.R Ashhabus Sunan)

( Shalat Khusyu penghapus dosa )

Dari sahabat Utsman bin Affan berkata: “Aku mendengar Rasulullah bersabda:

مَاامْرِىءٍ مِنْ مُسْلِمٍٍٍ تَحْضُرُهُ صَلاَةٌ مَكْتُوْبَةٌ فَيُحْسِنُ وُضُوءَهَ وَخُشُوْعَهَا وَرُكُوْعَهَا إِلاَّ كَانَتْ كَفَّارَةً لِمَا قَبلَهَا مِنَ الذُّنُوْبِ مَالَمْ يُؤْتِي كَبِيْرَةً

“Tidaklah seorang muslim, bila telah datang waktu shalat wajib lalu membaikkan wudhu’nya, khusyu’nya, dan ruku’nya, melainkan itu sebagai penghabus dosa-dosa sebelumnya selama tidak melakukan dosa besar.” (H.R Muslim no. 228)

Ada beberapa hal yang memudahkan untuk menghadirkan kekhusyu’an. Diantaranya;

a. Mengingat mati.

Rasulullah bersabda:

اُذْكُرِ الْمَوْتَ فِي صِلاَتِكَ ، فَإِنَّ الرَّجُلَ إِذَا ذَكَرَ الْمَوْتَ فِي صَلاَتِهِ لَحَرِيٌّ أَنْ يُحْسِنَ صَلاَتَهُ

“Ingatlah mati dalam shalatmu, karena bila seseorang mengingat mati dalam shalatnya, maka ia akan berupaya untuk memperbaiki shalatnya.” (Ash Shahihah no. 1421)

Dalam riwayat lainnya; Rasulullah berkata kepada Ayub Al Anshari:

إِذَا قُمْتَ فِي صَلاَتِكَ فَصَلِّ صَلاَةَ مُوَدِّعٍ

“Jika kamu hendak shalat, maka shalatlah seperti shalatnya orang yang hendak berpisah (meninggalkan dunia).” (H.R. Ahmad, lihat Shahihul Jami’ no.742)

b. Mendatangi Shalat Dengan Sakinah (Tidak Terburu-Buru).
 
Rasulullah bersabda:

إِذَا أُقِيْمَتِ الصَّلاَةُ فَلاَ تَأْتُوْهَا تَسْعَوْنَ وَأْتُوْهَا تَمْشُوْنَ وَعَلَيْكُمْ بِالسَّكِيْنَةِ فَمَاأَدْرَكْتُمْ فَصَلُّوا وَمَافَتَاكُمْ فَأَتِمُّوا

“Bila telah ditegakkan shalat, maka jangan mendatanginya dengan lari (terburu-buru), namun berjalanlah dengan sakinah (tenang). Apa yang kalian dapati dari shalat (jama’ah) maka shalatlah dan apa yang tertinggal maka sempurnakanlah.” (H.R. Muslim no. 602)

c. Mengerjakan Shalat dengan Thuma’ninah.

Rasulullah bersabda:

أَسْوَأُ النَّاسِ سِرْقَةً الَّذِي يَسْرِقُ مِنْ صَلاَتِهِ ، قَالَ يَا رَسُوْلَ اللهِ : كَيْفَ يَسْرِقُ صَلاَتَهُ ، قَالَ : لاَ يُتِمُّ رُكُوْعَهَا وَلاَ سُجُوْدَهَا

“Sejelek-jelek manusia adalah pencuri, yang mencuri shalatnya. (Ada seseorang yang berkata): ‘Wahai Rasulullah: ‘Bagaimana ia mencuri shalatnya? Rasulullah bersabda: “Yaitu orang yang tidak menyempurnakan ruku’ dan sujudnya.” (Shahihul Jami’ no. 997)

d. Mengarahkan Pandangannya Ke Tempat Sujud dan Jangan Menoleh.

Aisyah berkata:

كَانَ إِذَا صَلَّى طَأْطَأَ رَأْسَهُ وَرَمَى بِبَصَرِهِ نَحْوَ الأَرْضِ

Apabila Rasulullah shalat, maka beliau, menundukkan pandangannya ke tanah (tempat sujud).” (Lihat Shifat Shalatin Nabi hal. 89)

Rasulullah bersabda:

فَإِذَا صَلَّيْتُمْ فَلاَتَلْتَفِتُوا فَإِنَّ اللهَ يَنْصِبُ وَجْهَهُ لِوَجْهِ عَبْدِهِ مَالَمْ يَلْتَفِتْ

“Jika kalian shalat maka janganlah kalian menoleh, karena sesungguhnya Allah menghadapkan wajah-Nya ke wajah hambanya dalam shalatnya selagi ia tidak menoleh.” (H.R. At Tirmidzi dan lainnya)

d. Menghayati Bacaan Al Qur’an, do’a-do’a dan dzikir- dzikir.
 
Sahabat Hudzaifah berkata:

إِذَا مَرَّ بِآيَةٍ فِيْهَا تَسْبِيْحٌ سَبَّحَ وَ إِذَا مَرَّ بِسُؤَالٍ سَأَلَ وَ إِذَا مَرَّ بِتَعَوُّذٍ تَعَوَّذَ

“Bila Rasulullah melewati ayat yang berkenaan dengan tasbih, maka beliaupun bertasbih. Dan bila melewati ayat yang berhubungan dengan kenikmatan (rahmat), maka beliau pun memohonnya. Serta bila melewati ayat yang berhubungan dengan adzab, maka beliau berlindung darinya.”(H.R. Muslim no. 772)

diantara sebab yang dapat membantu untuk dapat menghayati bacaan-bacaan shalat diantaranya; membaca al qur’an dengan tartil. Allah berfirman (artinya): “Dan Bacalah Al Qur’an dengan tartil.” (Al Muzammil: 4)

Demikian pula dengan suara yang indah. Karena Rasulullah bersabda:

زَيِّنُوا الْقُرآنَ بِأَصْوَاتِكُم فَإِنَّ الصَّوْتَ الْحَسَنَ يَزِيْدُ الْقُرْآنَ حَسَنًا

“Perindahlah Al Qur’an dengan keindahan suara kalian. Karena suara yang indah dapat menambah keindahan Al Qur’an.”(H.R. Al Hakim, lihat Shahihul Jami’ no. 3581)