Thursday, February 9, 2012

Titian Kebaikan

Dalam sebuah hadits panjang yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dalam shahihnya dan dikutip oleh Imam Yahya bin Syarifudin An-Nawawi dalam Syarah Matan Al-Arba'in An-Nawawi pada penjelasan hadits min husni islami al-mar'i tarkuhu ma la ya'nihi disebutkan bahwa pada suatu ketika, Abu Dzar r.a. berkata kepada Nabi SAW., "Ya Rasulullah, demi ayah dan ibuku, berilah wasiat kepadaku." Nabipun memberikan delapan wasiat kepadanya.

Pertama, bertakwalah kepada Allah, karena ia adalah pangkal segala urusan.

Kedua, perbanyaklah membaca Al-Quran dan mengingat Allah, karena dia akan membuatmu disebut-sebut di langit.

Ketiga, berjihadlah di jalan Allah.

Keempat, banyaklah diam, karena diam itu bisa mengusir setan dan menjadi pembantu bagimu dalam urusan agamamu.

Kelima, katakanlah yang benar, walaupun pahit.

Keenam, jangan memperdulikan celaan orang yang mencela dalam menjalankan perintah Allah.

Ketujuh, sambungkan hubungan silaturahmi, sekalipun kepada orang-orang yang memutuskannya darimu.

Kedelapan, cukuplah seseorang itu jahat apabila ia tidak mengerti tentang dirinya sendiri dan berpayah-payah melakukan apa yang tidak berguna baginya. Wahai Abu Dzar, tidak ada akal yang lebih baik daripada perenungan, tidak ada sikap wara' (hati-hati) yang lebih baik daripada pengendalian diri, dan tidak ada kebaikan yang melebihi kebaikan budi pekerti.


Hakikatnya, kedelapan wasiat Nabi SAW. kepada Abu Dzar tersebut merupakan wasiat untuk kita semua. Sebuah wasiat agung sangat berharga untuk membentengi hidup kita dari segala macam godaan keimanan. Terutama godaan keimanan yang kerap muncul di zaman seperti sekarang. Godaan-godaan tersebut dapat menghancurkan bangunan religiositas diri kita. Inilah jalan lurus, jalan keselamatan dan titian agama yang akan mengantarkan kita pada kebaikan yang hakiki.


Sumber : Agar Hati Tak Mati Berkali-kali

No comments:

Post a Comment